Kamis, 13 Mei 2010

ETNOGRAFI KOMUNKASI

A. Pengertian Etnografi
Etnografi berasal dari kata latin “Etnos” dan Grafien” (Etnos = Sukubangsa, Grafien= Gambaran ), yakni ilmu pengetahuan yang mempelajari sukubangsa beserta kebudayaannya. Dalam kajian antropologi “Etnografi” sering disebut “Tribe” dari pada “Ethnie”, sebab ethnie lebih memberi pemahaman adanya perbedaan kelompok dalam suatu masyarakat berdasarkan adat-istiadat, bahasa, sejarah dan kebudayaan.
Pandangan Fredrik Borth dalam “Ethnie Groups And Boundaries” mengemukakan bahwa mempertahankan batasan itu terjadi dengan sendirinya. Terjadinya batasan itu disebabkan oleh adanya faktor isolasi, seperti perbedaan ras, perbedaan budaya, sosial ataupun perbedaan bahasa.
Istilah Etnografi berasal dari bahasa yunani kuno, Etnos dan Graphy. Etnos berarti bangsa dan grafi berarti diskripsi atau pelukisan. Dengan demikian etnografi adalah pelukisan mengenai bangsa-bangsa . Etnografi adalah memahami sebuah kebudyaaan secara menyeluruh, tanpa adanya intervensi dari peneliti, sifatnya hanya deskriftif, membiarkan budaya sebagaimana adanya. Etnografi komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana sebuah budaya memerankan sebuah proses komunikasi untuk menyampaikan sebuah pesan. Maksudnya, tatacara komunikasi dipengaruhi oleh sebuah kebudayaan, dari bahasa, hingga perilaku budaya.
B. Etnografi Komunikasi
Etnografi komunikasi pada dasarnya adalah aplikasi metode etnografis pada pola komunikasi kelompok tertentu. Gerry Phlipsen menyebut empat asumsi yang terdapat dalam etnografi komunikasi, yaitu: pertama, seluruh partisipan dalam masyarakat budaya tertentu turut menciptakan makan yang dimiliki bersama; kedua, setiap peserta komunikasi dalam kelompok budaya harus mengkoordiansikan tindakan mereka; ketiga, makna dan tindakan bersifat khas bagi masing-masing kebudayaan; dan keempat, selain makna, cara memahami kode dan tindakan dalam setiap budaya bisa jadi berbeda.
Menurut Hymes linguistik formal tidak akan mampu memahami bahasa secara utuh, sebab ia mengabaikan kenyataan bahasa dalam penggunaannya sehari-hari. Ia selanjutnya menyebut sembilan kategori yang dapat digunakan untuk membandingkan perbedaan antarbudaya, yaitu: (1) cara bertutur (ways of speaking) atau pola komunikasi; (2) kefasihan ideal penutur (ideal of the fluent speaker); (3) komunitas wicara (speech community); (4) situasi wicara (speech situation); (5) tindak tutur (speech act); (6) komponen tindak tutur; (7) peristiwa wicara (speech event); (8) kaidah bertutur dalam komunitas; dan (9) fungsi wicara dalam komunitas.
Berdasarkan pendapat Carbaugh, etnografi komunikasi setidaknya mengkaji tiga masalah, yaitu pertama, mengungkap identitas bersama (shared identity) komunitas yang tercipta melalui komunikasi; kedua, mengungkap makna bersama (shared meaning) bagi prestasi publik yang terlihat dalam kelompok; dan ketiga, mengeksplorasi kotradiksi dalam kelompok. Untuk dapat sampai pada hal tersebut, terdapat tiga masalah yang harus dijelaskan terlebih dulu, yaitu :
1. masalah norma (questions of norms), berkaitan dengan cara komunikasi digunakan dalam memapankan aturan-aturan dan dengan cara kategori baik-buruk mempengaruhi proses komunikasi;
2. persoalan bentuk (questions of forms), berkaitan dengan jenis-jenis komunikasi yang digunakan dalam masyarakat;
3. persoalan kode budaya (question of cultural codes), berkaitan dengan makna simbol dan tingkah laku yang digunakan dalam komunikasi dalam komunitas.
Etnografi komunikasi merupakan penerapan metode etnografis pada pola komunikasi sebuah kelompok. Di sini, seorang penafsir mencoba memberikan pengertian bagi beragam bentuk komunikasi yang digunakan oleh anggota kelompok atau budaya. Gerry Phillipsen mengemukakan empat anggapan mengenai etno rafi komunikasi.
Pertama, adalah bahwa partisipan dalam sebuah komunitas budaya lokal menciptakan pengertian bersama. Mereka menggunakan kode-kode yang memiliki derajat pemahaman umum yang sama.
Kedua, adalah komunikator dalam setiap kelompok budaya harus mengkoordinasikan tindakan mereka. Harus ada beberapa urutan atau sistem bagi apa yang dilakukan di dalam komunikasi.
Ketiga, adalah pengertian dan tindakan merupakan kekhususan bagi kelompok-kelompok individu. Dengan kata lain, mereka berbeda dari satu budaya dengan budaya lainnya.
Keempat, adalah tidak hanya pola perilaku dan kode yang berbeda dari satu budaya dengan budaya lainnya, tetapi juga setiap kelompok punya caranya sendiri dalam memahami beberapa kode dan tindakan tertentu.Perintis tradisi penelitian seperti ini adalah ahli Antropologi Dell Hymes. Hymes mengungkapkan bahwa llinguistik formal tidak cukup hanya untuk mengungkap sebuah pemahaman yang lengkap mengenai bahasa karena tidak mempertimbangkan beragam cara dimana bahasa itu digunakan dalam komunikasi sehari-hari.
Budaya berkomunikasi terjadi dalam beragam cara, tetapi sebuah bentuk pesan-pesan membutuhkan kode bersama, komunikator yang tahu dan menggunakan kode tersebut, sebuah saluran, sebuah tempat kejadian, bentuk pesan, sebuah topik, dan sebuah peristiwa yang tercipta dari perpindahan pesan. Apa saja bisa dianggap sebagai pesan jika dtafsirkan seperti itu oleh penduduk lokal. Apakah ular bisa dijadikan alat komunikasi? Bagaimana dengan mengenakan topi? Mungkin ini semua merupakan kode bersama untuk mengungkapkan sesuatu di antara anggota sebuah kelompok. Kita tidak bisa mengetahuinya sampai dilakukan studi etnografi selanjutnya.
Ahli etnografi komunikasi lainnya, Donal Carbaugh, menulis bahwa etnografi komunikasi memiliki, paling tidak, tiga macam masalah.
1) menemukan jenis identitas bersama yang tercipta melalui komunikasi dalam komunitas budaya, misal pemandu sorak basket. Identitas semacam ini merupakan bentuk pengertian para anggota mengenai siapa mereka sebagai sebuah kelompok, juga merupakan serangkaian sifat yang dengannya sebagian besar anggota komunitas saling mengenal.
2) untuk mengungkap pengertian bersama mengenai tampilan publik yang terlihat dalam kelompok. Apa yang merupakan komunikasi di dalam budaya, dan pengertian seperti apa yang dimunculkan oleh beragam tampilan? Apa yang dikomunikasikan oleh para pemandu sorak dalam pertandingan bola basket SMU?
3) mengetahui kontradiksi atau paradoks dalam kelompok. Bagaimana ini semua ditangani melalui komunikasi? Bagaimana sebuah budaya memperlakukan para anggotanya sebagai individu, sambil juga memberikan perasaan sebagai bagian komunitas? Bagaimana memberikan otonomi itu diberikan sambil tetap mempertahankan otoritas? Bagaimana cara mengajarkan peranan sambil tetap mempertahankan idealisme kebebasan?
Dalam mengatasi masalah etnografis ini, maka dimunculkan tiga jenis pertanyaan. Pertanyaan mengenai norma-norma mencari cara bagaimana komunikasi digunakan untuk menentukan sekumpulan standar dan mencari cara bagaimana gagasan benar-dan-salah mempengaruhi pola komunikasi. Pertannyaan mengenai bentuk berusaha mencari macam bentuk komunikasi yang digunakan di dalam masyarakat. Perilaku seperti apa yang dianggap sebagai komunikasi; dan bagaimana mengaturnya?
Pertanyaan mengenai kode budaya memusatkan perhatian bagi pengertian simbol dan perilaku yang digunakan dalam sebagai bentuk komunikasi dalam komunitas budaya.Perluasan dari bidang ini adalah etnografi komparatif, yang melibatkan penciptaan kategori yang berlaku di sepanjang budaya tersebut. Dihimpun dari berbagai sumber Sistem Komunikasi PembangunanDalam proses komunikasi pembangunan maka fungsi komunikasi adalah sebagai salah satu di antara sub sistem dalam sistem pengelolaan perubahan (Change Management System), yaitu:
1. Sub sistem organisasi (organizational sub system)
2. Sub sitem komunikasi (communication sub system)
3. Sub sistem tujuan perubahan (change target sub system)
Mekanismenya : organisasi sebagai bentuk ikatan dan subsistem merupakan input yang penting, komunikasi sebagai pengolah (processor)nya dan change target sub system sebagai outputnya. Bagaimana output sangat ditentukan oleh komunikasi sebagai prossercornya.
Setiap komunikasi pembangunan menginginkan adanya perubahan nilai ataupun penggunaan suatu nilai lama untuk tujuan yang baru. Perubahan dalam nilai maupun dalam tujuan dengan sendirinya akan menginginkan perubahan sikap (attitude change) dari setiap anggota masyarakat. Salah atu syarat yang terpenting dari komunikasi pembangunan adalah bahwa motivasi penduduk harus diketahui untuk dimanfaatkan dan dikaitkan dengan idea pembangunan. Berdasarkan motivasi tersebut akan menentukan sikap yaitu predisposisi seseorang untuk menilai suatu lambang atau objek ataupun aspek hidupnya dalam nilai yang menguntungkan atau pun merugikan. Apabila penilaian ini diadakan secara tersusun maka akan terbentuklah sistem nilai. Melalui komunikasi sosial maka komunikator akan cepat mengetahui apa yang merupakan motivasi pokok dari komunikan (baik perseorangan maupun kelompok).
Sesuai dengan motivasinya maka manusia akan membentuk sikapnya terhadap idea pembangunan pula dan memberi atau pun menolak pemberian partisipasinya. Pembentukan sikap merupakan hasil dari pengalaman, maka proses penerimaan sikap yang baru terjadi melalui proses belajar, yaitu mengadakan penyesuaian individu terhadap kelompok ataupun setelah melalui proses balajar memahami dalam jangka waktu yang panjang.
Komunikasi Pembangunan merupakan suatu kegiatan atau suatu proses yang menginginkan perubahan besar-besaran dalam sikap, mental dan tingkah laku manusia.
Apabila hanya dititikberatkan pada unsur teknis komunikasinya saja dan kurang memperhatikan faktor paling penting dan menentukan (yaitu manusianya itu sendiri) maka banyak kemungkinan tujuan komunikasi pembangunan akan gagal. Tetapi sebaliknya apabila kurang memperhatikan segi-segi teknis komunikasinya saja, maka komunikasi pembangunan ada kemungkinan akan gagal juga. Maka semuanya itu tergantung pada situasi yang dihadapi. Komunikasi Pembangunan harus didahului oleh pengadaan suatu favourable mental climate ataupun predisposisi, kesediaan untuk menerima message komunikasi pembangunan itu sendiri. Komunikasi Pembangunan bertujuan atau akan mengakibatkan perubahan sosial besar-besaran. Hal ini berarti modernisasi atau kemajuan, tetapi masyarakat tidak akan menerima atau mau berpartisipasi apabila inti isi message tadi tidak dipahami, tidak dirasakan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya, sehingga tidak akan sampai kepada taraf motivasi.
Sistem Komunikasi Pembangunan harus melihat pula, bahwa pada umumnya di setiap negara berkembang, disamping ada komunikasi massa yang modern, masih juga terdapat suatu sistem komunikasi tradisional. Untuk itulah komunikasi pembangunan harus memperhitungkan adanya “firs-step flow” dan “second-step flow” dalam proses komunikasinya tersebut. Dalam hal ini arti pentingnya para informal leaders ataupun para opinion leaders. Komunikasi Pembangunan juga adalah suatu proses pendidikan dalam arti luas, dalam arti pembangunan modern yang mengusahakan agar didapat suatu pendidikan dan kehidupan yang berbeda dari anak didiknya dengan orang tuanya. Komunikasi pembangunan adalah juga komunikasi perubahan, yang menghendaki perubahan dalam kebudayannya. Setiap pendidikan kearah perubahan sikap dan mental tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan kebudayaannya Komunikasi Pembangunan untuk mengadakan perubahan masyarakat tidak dapat dijalankan denga seragam, melainkan harus melihat masyarakat sebagai kesatuan komunitas yang heterogen dan harus diadakan pendekatan ekosistem dengan berbagai pendekatan multidisipliner yang dapat menunjang bagian-bagian yang “action-oriented” dan “goal-directed”. Inti dari komunikasi pembangunan adalah “planning in advance”, memperhitungkan bahwa setiap tahap perkembangan (sebagai akibat perubahan) akan mengakibatkan arus komunikasi dan informasi yang lain, dengan akibat bahwa perencanaan sudah harus siap dengan kegiatan komunikasi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh situasi yang baru. Perencanaan dalam komunikasi pembangunan tidak cukup hanya satu kegiatan komunikasi untuk satu tahap/rencana. Setiap tahap harus merupakan suatu rencana perhitungan dalam “longterm project”, sehingga komunikasi pembangunan berarti juga Perencanaan dalam komunikasi . Menurut Daniel Lerner bahwa : “komunikasi untuk pembangunan termasuk bentuk komunikasi yang tersukar apalagi bila pembangunan harus dilakukan melalui proses demokras Untuk menjawab pernyataan Lerner tersebut maka harus mengoptimalkan media massa : seberapa jauhkah media massa (demi pemenuhan hak eksistensinya) dalam suatu masyarakat berkembang, bagaimana media massa menjalankan fungsinya dalam komunikasi pembangunan.
C. Pembangunan Sebagai Perubahan Sosial Pembangunan Nasional
Pembangunan Sebagai Perubahan Sosial Pembangunan Nasional diinterpretasikan sebagai perkembangan suatu bangsa menuju keperbaikan nasibnya kearah yang lebih baik, lebih maju, lebih makmur. Dalam hubungannya dengan ilmu dan teknologi dan lingkungan, ada tiga dimensi yang tercakup dalam konsep pembangunan : pengadaan benda-benda dan jasa-jasa melalui berbagai kombinasi faktor-faktor produksi, perubahan sosial ekonomi,hubungan antar manusia dan lingkungan. Membicarakan komunikasi dan pembangunan tidak akan terlepas dari komunikasi sosial. Komunikasi sosial merupakan salah satu bentuk komunikasi, yaitu merupakan suatu kegaiatan usaha manusia untuk menyampaikan kepada orang lain apa yang menjadi pikiran, harapan, atau pun pengalamannya. Dalam hal ini semua pikiran, harapan, dan pengalaman seseorang dalam komunikasi sosial tersebut akhirnya akan menjadi “milik bersama”. Tetapi komunikasi sosial mengandung arti yang lebih intensif daripada “milik bersama”, yaitu apa yang dikomunikasikan akan mempunyai akibat atas hubungan sosial anggota masyarakat yang menerima apa yang disampaikan oleh komunikator, sehingga komunikasi dalam kehidupan sosial mempunyai kemampuan untuk mengubah suatu masyarakat.
Kegiatan komunikasi sosial dilakukan secara langsung dengan komunikator dan komunikan berhadapan satu sama lain, sehingga efek komunikasi dapat terlihat langsung atau pengaruh pesan akan lebih cepat diterima atuapun ditolak langsung dan bahwa penerimaan atau penolakannya ditentukan oleh seberapa jauh komunikator menggunakan (dan menyesuaikan diri dengan) norma-norma yang berlaku dalam masyarakat yang dihadapinya sebagai komunikan. Situasi komunikasi sosial adalah komunikasi berlangsung dua arah sehingga dapat terjadi interaksi dan sosialisasi dari apa yang dianjurkan ataupun yang diinginkan sendiri dengan inti nilai-nilai yang dikomunikasikan. Makin cepat komunikator dinilai sebagai ingroup, makin cepat proses sosialisasi bahkan integrasi (dengan diri khas we-feeling) dapat dicapai. Adanya we-feeling (komunikator menikmati kepercayaan dari komunikan) akan menyebabkan komunikasi sosial menghasilkan perubahan sikap (attitude). Perubahan sikap secara bersama dalam suatu masyarakat (social change) merupakan hal yang dituju oleh pembangunan. Perubahan Sosial (social change) dapat diartikan sebagai segala perubahan pada pranata-pranata sosial dalam suatu masyarakat yang selanjutnya akan mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, pola-pola perikelakuan ataupun sikap-sikap dalam masyarakat tersebut. Pembangunan merupakan salah satu bentuk dari perubahan masyarakat dan mempunyai akibat atas komunikasi. Pembangunan adalah pemanfaatan dan pengarahan perubahan masyarakat ke arah kemajuan suatu bangsa dalam bentuk materi maupun non-materi. Pembangunan juga merupakan change strategies (strategi perubahan.

UNTUK LEBIH JELAS DAN LENGKAPNYA, SILAHKAN DOWNLOAD FILE RTF DI SINI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar