Jumat, 16 April 2010

MEDIA KOMUNIKASI MASSA TELEVISI

SEJARAH SINGKAT TELEVISI

Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel (Heibert, Ungrait, Bohn, 1975:283). Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara regular. Pada tahun 1939 Presiden Fanklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika dimulai pada 1 September 1940.

PERKEMBANGAN METODE PENYAMPAIAN PROGRAM TELEVISI

Over-the-air reception of network and local station program.

Kualitas gambar yang masih kuno ditingkatkan dengan High Density Television (HDTV).

Cable. Program disampaikan ke rumah-rumah dengan kabel di bawah tanah atau dengan tambahan kabel, system cable standard dibakukan tahun 1990-an.

Digital cable. Ini bagian dari information super highway. Dahulu system kabel local dan telepon untuk pelanggan dalam jumlah besar menggunakan kabel kuno. Sekarang diganti dengan kabel serat optic yang di tanam di bawah tanah tetapi memiliki kapasitas lebih tinggi. Kabel serat optic ini dapat memuat 500 lebih saluran. Sistem ini memungkinkan terjadinya komunikasi televise dua arah. Instalasi kabel serat optic ini termasuk program nasional yang memerlukan biaya sangat besar.

Wireless cable. Sejumlah system kabel menyampaikan program bagi pelanggan yang menggunakan transmisi microwave (gelombang pendek) meskipun kabel ini di bawah tanah. Metode ini mengurangi biaya instalasi serat optik, tetapi memerlukan peralatan khusus dalam penerimaan program.

Direct Broadcast Satellite (DBS). Program-program ditransmisikan oleh satelit langsung dengan menggunakan piringan yang berdiameter 18 inci ditaruh di atap rumah atau di Indonesia dikenal dengan istilah antenna parabola. Metode ini merupakan terobosan dalam system televise kabel, yang dimulai di Amerika Serikat sejak tahun 1994.

SEKILAS SEJARAH SIARAN TELEVISI DI INDONESIA

Kegiatan penyiaran melalui media televise di Indonesia dimulai pada tahun 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Senjak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (stasiun call) hingga sekarang (Effendy, 1993:54). Selama tahun 1962-1963 TVRI berada diudara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya.

Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah agar dapat menerima siaran televisi, maka pada tanggal 16 Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan penggunaan satelit Palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi. Dalam perkembangannya, satelit Palapa A sebagai sebagai generasi pertama diganti dengan Palapa A2, selanjutnya satelit Palapa B. Palapa B2, B2P, B2R dan Palapa B4 diluncurkan tahun 1992 (Effendy,1993: 60-61).

TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan pada saat itu, kini siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah sekira 210 juta jiwa. Senjak tahun 1989 TVRI mendapatkan saingan televise siaran lainnya, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Secara berturut-turut berdiri stasiun televisi, Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), Indosiar, TV7, Lativi yang berubah menjadi TV One, Metro Tv, Trans TV, Global TV, dan televise-televisi daerah seperti Bandung TV, Jak TV, Bali TV,dan lain-lain.

FUNGSI TELEVISI

Fungsi Televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni member informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televise sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Falkultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televise adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.

KARAKTERISTIK TELEVISI

Audiovisual

Berpikir dalam Gambar

Pengoperasian Lebih Kompleks

FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN

Pemirsa

Waktu

Durasi

Metode Penyajian

HAMBATAN KOMUNIKASI MEDIA TELEVISI

Hambatan yang sering terjadi didalam komunikasi televisi adalah hambatan mekanis. Hambatan mekanis pada media televise terjadi pada saat stasiun atau pemancar penerima mendapat gangguan baik secara teknis maupun akibat cuaca buruk, sehingga gambar yang diterima pada pesawat televisi tidak jelas, buram, banyak garis atau tidak ada gambar sama sekali.

PENGARUH TELEVISI KEPADA BAGI MASYARAKAT INDONESIA

Consumerism and materialism is killing nature. Dua hal tersebut merupakan jargon yang senantiasa didendangkan televisi dalam setiap detik tayangannya. Padahal, mengkonsumsi dan membeli lebih sedikit barang-barang (terutama yang sifatnya non-essential) tidak hanya menghemat anggaran tetapi juga meminimumkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Living with social pressure. Televisi mengajarkan kita untuk living the way society wants it, not the way we want (need) it. Identitas diri kita bukan lagi apa yang ada dalam hati dan pikiran kita, tetapi menjadi apa yang didiktekan oleh televisi. TV menyiarkan A, besoknya kita ikut-ikutan A. TV mendengungkan B, kita merasa malu kalau tidak ikut B.

UNTUK LEBIH JELAS DAN LENGKAPNYA, "DOWNLOAD" FILE PPT DI SINI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar