Rabu, 28 April 2010

KONSEP DIRI DALAM SOSOK PUBIC RELATIONS

A. Sosok Public Relation.
Dalam menjalani profesi PR, beberapa pakar mengemukan sedikitnya ada lima kualifikasi yaitu:

1. Ability to communicate (Kemampuan dalam berkomunikasi)
Sebagai tenaga PR, harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi,
baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan lisan digunakan ketika berhadapan
langsung dengan pihak-pihak personal diluar perusahaan. Kemampuan berkomunikasi
lisan ini terkait dengan sifat-sifat seorang tenaga PR yang bisa mendukung keberhasilan komunikasi, Misalnya sikap ramah kepada orang lain, jelas dan bisa bertutur dengan runtut ketika menjelaskan sebuah masalah atau sebuah informasi tertentu. Dalam hal inibisa senyum saja tak cukup. Sedangkan, kemampuan komunikasi tertulis diperlukan misalnya untuk menjawab komplain dari warga masyarakat yang dilayangkan lewat surat pembaca media. Atau ketika ada kepentingan media relation (hubungan media). Biasanya orang PR bertugas membuat press release untuk konsumsi pemberitaan media.

2. Ability to organize (Kemampuan manajerial).
Kemampuan managerial ini diperlukan misalnya ketika ada event-event
yang akan digelar oleh sebuah perusahaan atau lembaga. Terutama, misalnya ketika akan
menggelar press conference yang dihadiri berbagai media untuk menjelaskan
(mempublikasikan) perusahaan atau lembaganya. Seorang tenaga PR harus bisa
mengatur kondisi ruangan, tata letak sampai kepada bagaimana seorang pejabat sebuah
perusahaan atau lembaga tampil bagus dan memukau ke publik. Ketidakmampuan dalam
memanagerial ini bisa berakibat fatal bagi perusahaan. Jika pada awalnya even-even
maupun press konference tersebut di setting untuk memberikan keterangan yang baik
perusahaan atau lembaga untuk masyarakat luas, bisa jadi ketika tidak ada manajemen
yang tertata justru malah akan berbalik arah memperburuk citra.

3. Ability to get on with people (Kemampuan membina relasi)
Kemampuan ini terkait dengan soal membangun jaringan. Seorang tenaga
PR akan lebih baik ketika mereka mempunyai jaringan (net work) yang luas. Kalaupun
tidak, mereka dipastikan orang-orang yang cepat, tanggap, bisa belajar membangun
sebuah jaringan (lembaga maupun personal). Tentu kemampuan ini bukan untuk
kepentingan dirinya sendiri, tetapi untuk kepentingan lembaga atau perusahaan tempat
dimana dia bekerja. Dalam bahasa yang sederhana, seorang tenaga PR adalah mereka
yang mudah bergaul dengan siapa saja, fleksible dan tidak kaku dalam menghadapi
publik. Dalam sebuah perusahaan atau lembaga, kemampuan membangun relasi ini tentu
akan sangat punya pengaruh positif terhadap keberhasilan atau goal (tujuan) yang
diinginkan semula.


4. Personality Integrity (Kepribadian jujur dan profesional).
Karena tugasnya bersinggungan dengan orang banyak, seorang tenaga PR
mutlak untuk berkepribadian jujur. Jika dalam tugasnya, misalnya ketika memberikan
keterangan perusahaan atau lembaganya itu berbelit-belit bahkan bohong. Maka, dengan
sendirinya akan menghancurkan perusahaan atau lembaganya tersebut. Dalam prakteknya
ada sebuah rumus yang sering digunakan oleh para PR yaitu “BICARALAH YANG
BAIK ATAU DIAM”. Artinya, untuk konsumsi publik, yang penting adalah
mempublikasikan yang baik-baik saja, tidak perlu mengekspose keburukannya. Kalau
memang ada pihak-pihak yang merasa dirugikan atau dikecewakan, baru diberikan
penjelasan secara jujur dan apa adanya atas sebuah masalah yang dikehendaki. Usahakan
dari pihak yang mempermasalahkan menerima baik penjelasan yang diberikan.
Sementara pihak lembaga atau perusahaan sendiri juga tidak terlalu terpojok dengan
kabar buruk yang bisa jadi memang terjadi dan benar adanya.


5. Imagination ( kreatif)
Pekerjaan PR itu dinamis, banyak hal yang akan dihadapi. Apalagi kalau
mencermati perkembangan jaman sekarang dimana teknologi dan informasi begitu pesat.
Saat ini, soal citra tidak hanya bisa berlangsung dan dibaca lewat media massa. Era iniadalah eranya internet. Maka, mau tak mau tenaga PR harus akrab dengan teknologi dan kreatif untuk berhubungan tak hanya di dunia nyata, tetapi juga dalam dunia maya.
Jangan sampai tidak tahu ketika ada masalah mengguncang yang
memperburuk citra walau hanya sebatas e-mail seseorang di dunia maya. Bisa jadi email
tersebut akan meluas, menyebar kepada publik padahal bisa jadi isinya salah dan
menyesatkan. Dalam hal ini tenaga PR harus kreatif dan berinisiatif melakukan klarifikasi atas sebuah pemberitaan dan informasi yang simpang siur dan tidak benar tersebut.

B. Public Relations dan Konsep Diri

Konsep diri seperti pada penjelasan sebelumnya dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Menurut Rogers konsep diri merupakan konseptual yang terorganisasi dan konsisten yang terdiri dari persepsi-persepsi tentang sifat-sifat dari ’diri subjek’ atau ’diri objek’ dan persepsi-persepsi tentang hubungan-hubungan antar ’diri subjek’ diri objek’ dengan orang lain dan dengan berbagai aspek kehidupan beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi-perseepsi ini (Lindzey & Hall, 1993;201).
Jika manusia mempersepsikan dirinya, bereaksi terhadap dirinya, memberi arti dan penilaian serta membentuk abstraksi pada dirinya sendiri, hal ini menunjukan suatu kesadaran diri dan kemampuan untuk keluar dari dirinya untuk melihat dirinya sebaimana ia lakukan terhadap objek-objek lain. Diri yang dilihat, dihayati, dialami ini disebut sebagai konsep diri (Fitts, dalam Agustiani, 2006:139.

Menurut Hurlock (1978:237), pemahaman atau gambaran seseorang mengenai dirinya dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis. Gambaran fisik diri menurut Hurlock, terjadi dari konsep yang dimiliki individu tentang penampilannya, kesesuaian dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungan dengan perilakunya, dan gengsi yang diberikan tubuhnya di mata orang lain. Sedangkan gambaran psikis diri atau psikologis terdiri dari konsep individu tentang kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain.

Menurut Hurlock (1978:238), konsep diri yang positif akan berkembang jika seseorang mengembangkan sifat-sifat yang berkaitan dengan ‘good self esteem’, ‘good self confidence’, dan kemampuan melihat diri secara realistik. Sifat-sifat ini memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain secara akurat dan mengarah pada penyesuaian diri yang baik. Seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positip terhadap segala sesuatu. Dari sini, kita bisa melihat bahwa seorang PR atau apapun profesi lain pasti sangat menuntut kita untuk memiliki konsep diri positif.

Sebaliknya konsep diri yang negatif menurut Hurlock (1978:238) akan muncul jika seseorang mengembangkan perasaan rendah diri, merasa ragu, kurang pasti serta kurang percaya diri. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan tidak memiliki daya tarik terhadap hidup.

Jadi konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya secara menyeluruh. Konsep diri penting dalam Public Relations untuk mengarahkan interaksi seorang PR dengan lingkungannya (pubik internal dan publik eksternal). Juga sangat berpengaruh dalam membangun kualifikasi PR dalam lima kriteria diatas: 1. Ability to communicate (Kemampuan dalam berkomunikasi), 2. Ability to organize (Kemampuan manajerial), 3. Ability to get on with people (Kemampuan membina relasi) 4. Personality Integrity (Kepribadian jujur dan profesional). 5. Imagination ( kreatif).


UNTUK LEBIH JELAS DAN LENGKAPNYA, SILAHKAN DOWNLOAD FILE RTF DI SINI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar